Bukan perkara mudah melakukan standardisasi sistem untuk 23.533
Satuan Kerja (Satker). Terlebih, mereka mendapatkan DIPA pada tahun 2012
dengan lokasi tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan berbagai
kompleksitas.
Kompleksitas pada Satker itu ada beberapa kategori,
mulai dari satker dengan tingkat kompleksitas transaksi yang tinggi,
sedang dan rendah. Kemudian, dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM),
setiap satker juga memiliki latar belakang berbeda. Hal tersebut
merupakan tantangan tersendiri dalam melakukan desain pengembangan
Aplikasi SAKTI.Suatu pengembangan sistem harus memperhatikan kebutuhan
pengguna, agar dapat diimplementasikan dengan baik.
Survey yang
dilakukan Direktorat Transformasi Perbendaharaan pada tahun 2010
mendapatkan hasil dengan populasi 1.176 Satker yang tersebar pada
seluruh wilayah indonesia sebanyak 914 Satker atau sekitar 78% memiliki
jaringan Internet dan 22% tidak tersedia jaringan internet. Dari 914
Satker yang memiliki internet sebanyak 49 % koneksi internetnya buruk
dan 51% koneksi internetnya baik. Dengan memepertimbangkan kondisi
tersebut pengembangan Aplikasi SAKTI dikembangkan dengan 3 model yaitu:
1. Stand Alone
Dengan model itu,aplikasi
Sakti dan databasenya akan diinstal pada satu komputer, kemudian semua
modul yang ada akan dapat diakses melalui komputer itu. Dalam komputer
tersebut akan ada yang bertindak sebagai Modul Administrasi, modul ini
dapat memberikan izin akses kepada modul-modul yang lain dan juga mampu
membuka semua modul yang ada dalam Aplikasi SAKTI.
Desain itu
cocok digunakan untuk satker kecil dengan kompleksitas transaksi yang
rendah. SDM yang mengoperasikan mulai dari perencanaan sampai dengan
pertanggungjawaban anggaran satu, dua atau tiga orang. Walaupun hanya
satu komputer yang akan digunakan mekanisme Operator, Validator dan Approver
atas suatu transaksi tetap dijalankan sebagai verifikasi atas suatu
transaksi. Cocok digunakan untuk satker seperti Madrasah Ibtidaiyah,
Madrasah Tsanawiyah atau Satker lain yang SDM administrasinya sangat
terbatas.
2. Multi User
Model ini menggunakan konsep database yang diinstallkan pada komputer server dan terdapat komputer-komputer client
yang akan mengakses data kedalam komputer server. Dalam konsep itu
diperlukan seorang supervisor yang ditunjuk untuk mengelola server dan
menjalankan modul administrasi. Supervisor akan membuatkan user untuk
setiap modul dengan tingkatan user yang berbeda serta memberikan izin
akses suatu user atas transaksi apakah bisa melakukan Rekam/Ubah/Hapus
atau hanya melakukan preview suatu transaksi. Konsep multi user itu
cocok digunakan untuk satker yang sedang dan besar seperti pada Kantor
Pelayanan Pajak atau Universitas sebagai pengguna APBN.
3. Online
Online adalah suatu keadaan dimana sebuah komputer terhubung dengan komputer lain
dengan menggunakan perangkat modem, sehingga bisa saling berkomunikasi.
Dalam konsep Aplikasi SAKTI online yang ada akan menggunakan jaringan
Intranet seperti WAN (Wide Area Network).
Online adalah suatu keadaan dimana sebuah komputer terhubung dengan komputer lain
dengan menggunakan perangkat modem, sehingga bisa saling berkomunikasi.
Dalam konsep Aplikasi SAKTI online yang ada akan menggunakan jaringan
Intranet seperti WAN (Wide Area Network).
Intranet adalah sebuah jaringan privat (private network) yang menggunakan protokol-protokol Internet (TCP/IP), untuk membagi informasi rahasia transaksi keuangan dalam Kementerian/Lembaga (K/L).
Ketika
K/L menggunakan konsep itu maka seorang supervisor yang ada di pusat
akan membagi semua user dengan berbagai izin aksesnya di setiap
tingkatan user untuk semua Satker dibawah K/L bersangkutan. Prototipe
Sakti Online akan di gunakan oleh Kementerian Keuangan Direktorat
Jenderal Perbendaharaan. Bagi K/L yang mempunyai jaringan intranet yang
baik antar pusat dan daerah bisa menggunakan konsep itu. Keunggulan
konsep itu adalah kantor pusat K/L bisa mengetahui transaksi keuangan
dengan realtime mulai perencanaan sampai dengan pelaporan keuangan untuk
semua Satker dibawahnya.
Pilihan untuk menggunakan salah satu
metode tergantung kepada kompleksitas transaksi dan SDM satker itu
sendiri. Dengan pilihan itu tentu satker dapat menyesuaikan kebutuhan
mereka, sehingga implementasi SAKTI kedepan berjalan lancar.
Sumber : http://www.span.depkeu.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar